WahanaInfrastruktur.com | PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) akan melanjutkan dan mempercepat pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sesuai dengan amanah Presiden Republik Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian BUMN mengusulkan untuk mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam RAPBN tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 Triliun ke Hutama Karya yang dikemukakan dalam Rapat Kerja Kementerian BUMN dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa (7/6) lalu.
Baca Juga:
Pastikan Jalan Nasional dan Jembatan di Sulsel Siap Dilalui Selama Nataru, Kementerian PU: 96,45% Dalam Kondisi Mantap
Merespon hal tersebut, Wakil Direktur Utama Hutama Karya, Aloysius Kiik Ro menjelaskan bahwa penambahan PMN kepada Hutama Karya akan menjadi setoran modal pemegang saham ke perusahaan, di mana Hutama Karya 100 persen dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Lebih lanjut Aloy menambahkan bahwa saat ini rencana PMN untuk Hutama Karya pada tahun anggaran 2023 sebesar Rp 30,56 triliun masih dalam tahap pengajuan.
Perusahaan berharap agar proses pengajuan dapat berjalan lancar serta PMN dapat diterima sesuai dengan jadwal. “Sehingga Hutama Karya dapat mengoptimalkan dana PMN untuk percepatan pembangunan ruas-ruas JTTS,” terang Aloy.
Baca Juga:
Dukung Asta Cita Swasembada Pangan, Padat Karya Irigasi Kementerian PU Tahun 2024 Jangkau 12.000 Lokasi
Jika merujuk pada pencairan PMN di tahun sebelumnya, Hutama Karya memproyeksikan realisasi PMN tahun anggaran 2023 akan diterima pada triwulan II 2023.
Nantinya, PMN tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 1 seperti, Ruas Binjai – Langsa Rp 1,096 miliar, Ruas Indralaya – Muara Enim Rp 1,028 miliar, Ruas Kisaran – Indrapura Rp 1,176 miliar, Kuala Tanjung – Parapat Rp 3,037 miliar, Ruas Bengkulu – Tb. Penanjung Rp 266 miliar, Ruas Sigli – Banda Aceh Rp 952 miliar, Ruas Padang – Sicincin Rp 5,339 miliar, Ruas Pekanbaru – Pangkalan Rp 797 miliar.
“Serta dimulai pembangunan ruas-ruas JTTS tahap 2 yakni Ruas Betung – Tempino – Jambi Rp 8,962 Miliar dan ruas Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru Rp 7,909 miliar,” imbuh Aloy.
Dari beberapa ruas tersebut, Hutama Karya akan mendahulukan penyelesaian pembangunan ruas-ruas JTTS tahap I dan sebagian JTTS tahap II (Betung-Tempino-Jambi dan Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru).
Jalan Tol Trans Sumatera untuk pengembangan wilayah
Pembangunan JTTS sangat penting dilakukan guna meningkatkan akses logistik serta peningkatan ekonomi dan pengembangan wilayah.
Pulau Sumatra sebagai The New Economic Growth Engine of Indonesia, dengan posisi sebagai penghasil Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar kedua setelah Pulau Jawa, perlu adanya peningkatan konektivitas untuk dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan ekonomi yang ada. Salah satunya adalah dengan pembangunan JTTS.
“Pembangunan jalan tol ini diproyeksikan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra secara eksponensial. Hal ini tergambar pada nilai kelayakan ekonomi / Economic Internal Rate of Return (EIRR) dari setiap ruas JTTS yang cukup tinggi,” terang Aloy.
Selain itu, pembangunan JTTS diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia melalui penambahan penerimaan fiskal negara, munculnya pusat perekonomian baru, dan peningkatan pendapatan rumah tangga di sepanjang koridor JTTS.
Terkait pengembangan wilayah, dengan terbangunnya JTTS akan muncul pengembangan kawasan perekonomian baru di sepanjang koridor jalan tol seperti akan dibangunnya Kawasan Industri Binjai tidak jauh dari Simpang Megawati di Jalan Tol Ruas Medan-Binjai, meningkatkan konektivitas ke beberapa lokasi wisata di Provinsi Lampung, serta meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kota Dumai dengan beroperasinya Jalan Tol Ruas Pekanbaru-Dumai.
JTTS juga menjadi pemantik terhadap pariwisata setempat. Dengan adanya JTTS waktu tempuh perjalanan di Sumatra akan menjadi lebih efisien. Misalnya, dari Bakauheni sampai dengan Palembang waktu tempuh yang sebelumnya kurang lebih 10 jam menjadi 4,5 jam. [JP]