WahanaInfrastruktur.com | Dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Tengah, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (13/11/2022).
Usai melakukan peninjauan, Menteri Basuki menyampaikan kepada para kontraktor dan konsultan pengawas untuk meningkatkan metode kerja dan memperhatikan aspek lingkungan.
Baca Juga:
Menteri PUPR: Pembangunan Kartasura-Klaten Tuntas Akhir Agustus 2024
"Manajamen konstruksi dan metode kerjanya agar lebih ditingkatkan dan lebih memperhatikan kelestarian lingkungan. Misalnya, dalam penanganan sisa material (disposal) dan penanganan lereng/tebing. Jangan menebang pohon jika tidak diperlukan," kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki menambahkan, "Lebih sulit untuk mengembalikan fungsi lingkungan yang rusak atau terdegradasi, dibandingkan menjaganya dengan baik. Dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit untuk mengembalikan kondisi lingkungan," ujarnya.
Ditambahkan Menteri Basuki, metode kerja juga perlu memperhatikan ketelitian dalam setiap aspek pekerjaan. "Kualitas bangunan tidak hanya dilihat dari major construction tetapi juga pekerjaan detail untujk estetika, misalnya pekerjaan penataan lansekap hijau atau taman," pesan Menteri Basuki.
Baca Juga:
PUPR Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian pada Laporan Keuangan Tahun 2023
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, kontraktor dan konsultan pengawas juga harus menaruh perhatian besar terhadap kondisi cuaca dan iklim yang berdampak pada keamanan konstruksi.
"Konsultan harus bisa memutuskan kapan konstruksi harus dihentikan sementara karena hujan ekstrem, mengingat lokasi bendungan yang berada di dataran tinggi seperti halnya Bendungan Ciawi," ujarnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama mengatakan, Bendungan Jlantah dengan kapasitas tampung 11 juta m3 akan mengairi 1.500 ha persawahan di Daerah Irigasi (DI) Tlobo dan DI Bondokukuh. "Juga sebagai sumber air baku sebesar 150 liter/detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW, reduksi banjir, serta konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar," ujarnya.
Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya melalui skema KSO dengan nilai kontrak Rp. 965 miliar dan masa pelaksanaan 2019-2023. Saat ini progres fisik bendungan mencapai 47,77%.
Turut hadir Bupati Karanganyar Juliyatmono, Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Maryadi Utama. [JP]