WahanaInfrastruktur.com | Untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap terjadi di perbatasan Kota Bandung dan Kota Cimahi, Pemkot Bandung dan Pemkot Cimahi bekerjasama membangun kolam retensi.
Pembangunan kolam retensi ini dilakukan di lahan Pemkot Cimahi yang berada di Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Ground breaking kolam retensi ini dipimpin langsung Plt Wali Kota Cimahi Letkol Inf (Purn) Ngatiyana dan Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Baca Juga:
Inovasi Bangun Nusantara, LLDIKTI Wilayah IV Punya Program Perguruan Tinggi Membangun Desa
Melansir detikcom, Humas Pemkot Bandung mengatakan kolam retensi tersebut rencananya akan dibangun secara permanen oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum pada 2023 mendatang.
Namun karena kebutuhan mendesak, Pemkot Bandung dan Pemkot Cimahi sepakat memfungsikan kolam retensi secepatnya meski belum dipermanenkan.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan, pembangunan kolam retensi ini dapat dilaksanakan dengan kolaborasi berbagai pihak seperti Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, Pemprov Jabar, BBWS, Satgas Citarum Harum, serta pihak lainnya.
Baca Juga:
Berkat Transparansi Keuangan, Sajiwa Foundation Raih Predikat WTP Berturut-turut
"Mudah-mudahan kolaborasi ini akan terus kita lakukan, karena masih banyak 'pekerjaan rumah' yang harus dikerjakan bersama," kata Oded.
"Insyaallah kolam retensi ini bisa bermanfaat dalam mengurangi banjir di perbatasan Kota Cimahi dan Kota Bandung," tambahnya.
Oded mengungkapkan, sudah lama mewacanakan pembangunan kolam retensi ini. Namun masih menunggu Pemkot Cimahi terkait pembebasan lahan di lokasi tersebut.
Dalam pembangunan kolam retensi ini, Pemkot Bandung membantu SDM dan alat, yakni excavator untuk pengerukan.
"Terpenting hari ini nyangkul perdana dalam rangka merealisasikan tempat ini untuk fungsinya dulu, yang penting retensinya terjadi. Nantinya akan ada anggaran bantuan dari BBWS yang akan membangun di 2023," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Wali Kota Cimahi Letkol Inf (Purn) Ngatiyana mengatakan, pembangunan kolam retensi ini merupakan bentuk keseriusan Pemkot Cimahi dan Pemkot Bandung dalam mengatasi banjir di perbatasan kedua daerah.
"Mudah-mudahan dengan pembangunan kolam retensi ini bisa mengurangi debit banjir yang ada di Cilember sampai Cigugur Cimahi. Karena sudah tertampung minimal sekian persen di embung ini. Sehingga tidak terjadi yang lebih besar seperti di Cimindi," tuturnya.
Ngatiyana mengatakan, kolam retensi ini menggunakan lahas seluas hampir 1 hektar, Pemkot Cimahi pun telah membebaskan lahannya senilai Rp33 miliar. Sehingga persyaratan dan perizinan sudah lengkap tinggal pembangunan kolam retensinya.
"Pembangunan kolam retensi atau embung akan dikerjakan anggarannya dari BBWS pada 2023, untuk sekarang pengerukan. Tapi semoga BBWS bisa menyiapkan di 2022 itu lebih bagus, yang jelas dianggarkan 2023," ucapnya.
"Tetapi kita mengambil langkah mengatasi ini. Walau pun belum permanen, kita keruk (tanahnya), kita fungsikan sehingga dapat menampung air lebih besar," tambahnya.
Kolam retensi ini dibangun, untuk mengatasi permasalahan banjir yang biasa terjadi di kawasan Kecamatan Cicendo dan Kecamatan Cimahi Selatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Dikky Achmad Sidik mengatakan, Pemprov Jabar sudah membuat cetak biru Jabar Resilience Culture Province atau rancangan pembentukan budaya tanggap bencana.
Kolam retensi di Kelurahan Pasirkaliki Kota Cimahi tersebut juga termasuk dalam perencanaan tersebut.
"Ini merupakan bagian dari resilience infrastuktur atau bagian dari blue print tersebut, bagaimana infrasturktur bisa tangguh didalam menghadapi kondisi bencana salah satunya bencana banjir ini," ucapnya.
"Pembangunan kolam retensi ini bisa mengurangi banjir yang ada di Kota Cimahi, Kota Bandung, dan ujungnya di Kabupaten Bandung. Tentunya Pemrpov Jabar mengapresiasi kerjasama yang sudah dirintis oleh Pemkot Bandung dan Cimahi," jelasnya.
Menurutnya, kolam retensi ini juga bisa difungsikan cukup banyak, seperti bagian dari konservasi mau pun rencana air baku, sehingga akan menjadi multifungsi didalam infrastruktur sumber daya air.
"Ke depannya kita bersama-sama berkolaborasi. Utamanya kami mendorong BBWS untuk bisa menyelesaikan pembangunan kolam retensi ini hingga dapat berfungsi maksimal, optimal, di samping sebagai pengelolaan banjir dan penyediaan air baku," harapnya. (JP)