WahanaInfrastruktur.com | Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berupaya untuk menyediakan rumah sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia melalui Program Satu Juta Rumah (PSR).
Salah satunya dengan terus mendorong pembangunan hunian vertikal sehingga para generasi milenial dapat memiliki hunian pertama yang sehat, berkualitas, nyaman dan dengan harga yang terjangkau melalui berbagai fasilitas pembiayaan dari pemerintah.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Untuk itu Kementerian PUPR mendorong pembangunan hunian vertikal sebagai bagian dari konsep Transit Oriented Development (TOD) yakni kawasan yang terintegrasi dengan simpul transportasi umum. Pembangunan hunian vertikal dilakukan secara terintegrasi dengan stasiun kereta.
Untuk selanjutnya pembangunan hunian berkonsep TOD juga akan dilakukan pada kawasan terminal bus. Salah satunya adalah Rusun Samesta Mahata Margonda yang terintegrasi dengan Stasiun Pondok Cina di mana dilintasi Kereta Rel Listrik (KRL) jurusan Bogor - Jakarta Kota.
“Pembangunan Rusun Samesta Mahata Margonda ini mendukung implementasi konsep TOD. Lokasinya yang berada di wilayah satelit Jakarta membuat harganya lebih terjangkau bagi kalangan milenial,” kata Sekretaris Jenderal PUPR Mohammad Zainal Fatah pada peluncuran Rusun Samesta Mahata Margonda, Sabtu (2/4/2022).
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Fatah mengatakan rusun menjadi salah satu solusi penyediaan perumahan di tengah meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan terutama di wilayah perkotaan.
“Dalam kesempatan ini, kami mendorong skema pembiayaan baru khususnya untuk satuan rumah susun, seperti Skema KPR Sewa Beli atau Rent-to-own bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta skema KPR Milenial yang terjangkau bagi milenial dengan penghasilan antara Rp8 juta sampai Rp12 juta,” ujar Fatah.
Rusun berkonsep TOD ini juga banyak menjadi pilihan kalangan milenial yang diperkirakan jumlahnya mencapai 60% dari total populasi di Indonesia karena mendukung kemudahan dalam memenuhi pola hidup digital life. TOD menuntut adanya keterpaduan antara pola dan struktur ruang wilayah, seperti perumahan, fasilitas komersial, ruang rekreasi dengan sarana transportasi umum yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki.