WahanaInfrastruktur.com | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan infrastruktur konektivitas untuk membuka daerah yang maish terisolir di Provinsi Jambi.
Dalam kunjungan kerja yang dilakukan pada Jumat, 19 November 2021, Kementerian PUPR bersama mitra kerja Komisi V DPR RI yang dipimpin oleh Robert Rouw meninjau lokasi rencana pembangunan Jembatan Sungai Rambut dan jalan akses nya di Kab. Ujung Jabung guna mendukung lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Ujung Jabung. Rencananya Jembatan Sungai Rambut akan memiliki panjang 600 m dengan perkiraan biaya Rp280 M.
Baca Juga:
Tiga Kementerian Bangun Infrastruktur di Pulau Bangka Likupang Sulut
Saat ini progres pembangunan Jembatan Sungai Rambut masih dalam tahap review DED, yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2022 dan selanjutnya dapat diprogramkan untuk pekerjaan konstruksinya. Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pembangunan Jembatan, Yudha Handita Pandjiriawan menekankan bahwa perlunya review DED agar dapat mengoptimalisasi biaya sehingga menjadi lebih ekonomis.
“Jangan sampai cepat-cepat bangun tapi menjadi boros, karena kita harus efisien. Apalagi kita harus menerapkan OPOR seperti arahan Bapak Menteri PUPR. Jadi kita harus optimalisasi” tutur Direktur Yudha melansir laman pu.go.id.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi V DPR RI Dapil Jambi, Bakrie, menegaskan bahwa selain sebagai dukungan akses untuk Pelabuhan Ujung Jabung, pembangunan Jembatan Sungai Rambut juga untuk membuka keterisoliran daerah di Kec. Sadu dan Berbak, Kab. Tanjung Jabung Timur.
Baca Juga:
Kemen-PUPR Lelang 9 Proyek Jalan Tol Senilai Rp 148,9 Triliun
“Di Jambi masih ada kecamatan yang miskin dan tertinggal akibat tidak adanya transportasi jalan. Jadi jembatan ini tidak hanya untuk Ujung Jabung, tapi juga untuk membuka keterisoliran dua kecamatan itu” ujar Bakrie.
Selain meninjau lokasi rencana Jembatan Sungai Rambut, rombongan juga meninjau kegiatan preservasi di Jalan Nasional Ruas Batanghari II – Zona V sepanjang 16,5 km dan Zona V – Muara Sabak sepanjang 19,1 km dengan progres konstruksi 76% dan ditargetkan selesai pada Mei 2022.
Pada Ruas Batanghari II – Zona V dilakukan rekonstruksi menggunakan teknologi foam mortar/timbunan ringan sepanjang 3,4 km karena kondisi lahan gambut yang cukup tebal hingga 14 m. (JP)