DesaWisata.WahanaNews.co | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bertolak menuju New York, Amerika Serikat.
Sandiaga akan menghadiri undangan Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa - Bangsa (United Nations General Assembly atau UNGA) di hari kedua Idul Fitri 1443 Hijriyah.
Baca Juga:
Kota Kediri Terpilih Jadi Proyek Percontohan Festival Olahraga Masyarakat Desa Wisata 2024
"Saya akan menghadiri undangan dari Ketua Majelis Sidang Umum PBB, Abdulla Shahid. Kali ini dalam acara High-Level Thematic Debate,” tutur Sandiaga Uno, Selasa (3/5/2022).
Dalam undangannya kali ini, Sandiaga menjadi juru bicara kunci yang akan memaparkan terkait pengembangan desa wisata dan ekonomi berkeadilan untuk semua lapisan masyarakat.
"Kami akan terus mendorong pengembangan investasi pariwisata berkelanjutan yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga:
Perputaran Ekonomi Miliaran Rupiah di FBIM dan FKN 2024 Kalimantan Tengah
Selain itu, Sandiaga juga akan membahas terkait Community-based tourism yang diimplementasikan dalam program pengembangan desa wisata.
"Hal ini sesuai dengan rencana strategis UN World Tourism Organization (UNWTO), yaitu sebagai upaya pemulihan sektor pariwisata dunia yang berkualitas dan adil bagi kesejahteraan masyarakat,” tutup Sandiaga.
Adapun pembahasan terkait pariwisata pada Majelis Umum PBB akan diselenggarakan pada 4 Mei 2022, di UN HQ, New York City, Amerika Serikat.
Desa wisata didorong jadi salah satu destinasi menarik untuk dikunjungi wisatawan di masa libur Lebaran 2022. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut bahwa jika dikemas dengan asyik, tujuan wisata satu ini akan jadi atraksi yang unik.
"Berarti harus ada homestay, harus ada atraksi yang baik (di desa wisata). Juga, tentu (memperhatikan) kesiapan CHSE (Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan)) dan protokol kesehatan," katanya dalam extended weekly press briefing secara hybid, Senin, 25 April 2022.
Kolaborasi Desa Wisata
Soal kesiapan Desa Wisata menyambut wisatawan di periode libur Lebaran tahun ini, Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Oneng Setya Harini, menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan kolaborasi di internal kementerian.
Ia menyebut, "Ini termasuk program revitalisasi yang (bertitik berat) pada bagaimana menyiapkan amenitas untuk CHSE (di desa wisata). Arahnya lebih kepada memperbaiki toilet, penyediaan wastafel, dan penerapan protokol kesehatan."
Lebih lanjut Sandi mengatakan bahwa desa wisata pada dasarnya terbagi dalam beberapa klasifikasi, dari desa wisata rintisan, desa wsiata maju, sampai desa wisata mandiri.
"Program ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) 2021 (telah mengumumkan) 50 besar sampai 300 besar desa wisata.
"Bahkan yang masih dalam kategori (desa wisata) rintisan pun sudah mampu menerima tamu dalam kapasitas tertentu. Sudah disiapkan fasilitas homestay, ada sentra UMKM, dan toilet yang memadai," Menparekraf mengutarakan.
Sandi mengatakan bahwa desa-desa wisata ini ada dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta) yang bisa diakses melalui laman jadesta.kemenparekraf.
"Jadi, silakan memastikan liburan Anda ikut mendukung program desa wisata dan merasakan sensasi berbeda dengan berkunjung ke desa wisata," tuturnya.
Dominasi Wisatawan Pulau Jawa
Sebelumnya, Menparekraf menyebut bahwa pihaknya memperkirakan nominal belanja wisatawan nusantara (wisnus) di periode libur Lebaran 2022 akan lebih dari Rp72 triliun.
"Perhitungannya diperkirakan dari 48 juta pemudik dengan rata-rata wisnus (menghabiskan dana untuk melancong) sekitar Rp1,5 juta," katanya dalam weekly press briefing secara hybrid, 18 April 2022.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya, menyambung bahwa jumlah itu juga hasil perkiraan dari lamanya masa libur Lebaran.
Ia berkata, "Ada cuti bersama yang bisa disambung dengan cuti tahunan. Jadi, libur Lebaran yang lebih lama ini bisa berdampak pada spending wisnus."
Secara histori, Nia mengatakan, pergerakan wisatawan di musim mudik masih di dominasi di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur. Melihat fenomena ini, Sandi menyebut bahwa musim mudik juga bisa diartikan sebagai momen untuk meningkatkan perputaran ekonomi.[zbr]