DesaWisata.WahanaNews.co | Salah satu permata pariwisata di Jakarta Barat, Pecinan Glodok berhasil menembus 50 besar desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa wisata Pecinan Glodok merupakan hasil kolaborasi yang terbentuk selama ratusan tahun dari seluruh etnis yang ada, seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, Jawa dan lainnya.
Baca Juga:
Putaran Kedua Pilkada Jakarta: Pemuda Pancasila Optimis Menangkan Rido
"Dari 3.500 destinasi desa wisata, kampung wisata Pecinan Glodok berhasil menembus 50 besar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) di seluruh Indonesia, tadi saya melihat akulturasi dari berbagai budaya ada budaya Tiongkok, Portugis, Muslim, Melayu. Ada wushu, pencak silat, semua di sini bersatu padu.
Ini pariwisata berbasis komunitas," ujar Menparekraf Sandiaga Uno di Glodok, Minggu (26/6/2022).
Di desa wisata ini yang ditonjolkan adalah wisata sejarah, budaya dan yang paling menarik kuliner.
Baca Juga:
Versi Quick Count: Berikut Daerah Berhasil Dikuasai PDIP di Pilkada 2024
Daya tarik untuk pengunjung
Desa Wisata Pecinan Glodok memiliki banyak bangunan atau tempat dengan arsitektur unik dan ornament-ornament China yang memiliki daya tarik wisata seperti pusat perbelanjaan dan wisata kuliner. Antara lain:
Buatan
- Pancoran Chinatown Point merupakan destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di Pusat Kota, yang memadukan bangunan hunian klasik-elegan, dengan area komersial serta Citywalk dan Mal tematik.
- Gang Gloria merupakan salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok, Jakarta. Pada masa jayanya, sejumlah restoran di Gang Gloria menjadi tempat jajanan favorit. Nama Kopi Tak Kie, barber shop ko Tang, Gado-Gado Direktur, Soto Betawi Afung dan banyak lagi adalah bagian dari substreet ini.
- Pantjoran Tea House merupakan kedai teh di kawasan Pecinan Glodok yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun. Eksterior bangunan mengikuti bentuk bangunan aslinya, yaitu eks Apotek Tjung Hwa, bagian dari sejarah kesehatan warga Batavia pada awal abad ke-20.
- Petak Enam merupakan tempat wisata kuliner yang terletak di Glodok, tepatnya di Gedung Chandra Glodok. Petak Enam terdiri dari beragam menu makanan khas Tiongkok, Barat dan Nusantara dengan konsep foodcourt. Bangunan Petak Enam memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas China.
- Tanjidor
Salah satu kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Seni musik ini dimainkan secara berkelompok. Biasa disingkat tanji yang berarti menabuh dan tambur yang berbunyi dor-dor-dor, maka digabunglah menjadi tanjidor. Alat musik yang digunakan pada Tanjidor yaitu alat musik tiup dan pukul.
- Ondel-ondel
Merupakan boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan pakaian dan pernak-pernik aksesoris yang membuatnya terlihat seperti manusia. Ondel-ondel juga merupakan bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan di pesta rakyat.
-Silat Beksi
Silat Beksi diciptakan oleh Lie Tjeng Hok, seorang petani Tionghoa peranakan yang menciptakan ilmu beladiri khas percampuran antara ilmu bela diri keluarganya dan ilmu-ilmu beladiri yang dipelajarinya dari guru-guru silat Betawi.
- Barongsai
Tarian Singa khas Tiongkok ini memperlihatkan ketangkasan serta kekompakan para pemain sehingga gerakan tarian dinamis dan selaras dengan musik, serta membuat singa yang dimainkan seolah-olah hidup.
- Kungfu
Salah satu seni bela diri yang berasal dari China yang menggunakan tangan kosong ataupun senjata berupa tongkat, pedang, dan sebagainya yang dipergunakan untuk mempertahankan diri, menyerang, ataupun ajang pertunjukan.
Budaya
- Cap Go Meh merupakan penutup dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek. 'Cap Go' berarti lima belas dalam dialek Hokkien, maka perayaannya jatuh pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek atau bertepatan dengan munculnya bulan purnama.
- Candra Naya merupakan bangunan bersejarah abad ke-18 di Jakarta, rumah bagi keluarga Khow Van Tamboen, terutama anggota berpangkat tertinggi: Khow Kim An, Majoor der Chinezen terakhir dari Batavia.
- Klenteng Toa Se Bio merupakan gabungan dari dua kata yaitu 'Toase' yang berarti pesan dan 'bio' yang berarti candi. Sehingga dimaksudkan agar candi ini menghormati pesan-pesan perdamaian yang dibawa dari Tiongkok pada waktu itu.
- Gereja Santa Maria de Fatima Salah satu Gereja Katolik di Jakarta yang dibangun dengan arsitektur Cina pada awal abad ke-19. Gereja ini sebelumnya bernama Gereja Toa Se Bio, karena dulunya berada di jalan Toa Se Bio.
- Vihara Dharma Bhakti Klenteng tertua di Jakarta yang dibangun pertama kali pada tahun 1650 dan diberi nama Kwan Im Teng. Kata Kwan Im Teng kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi klenteng.[gab]