DesaWisata.WahanaNews.co | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pelaku usaha desa wisata berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Menurut Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi, kolaborasi tersebut menjadi kunci pengembangan kewirausahaan untuk desa wisata, utamanya dalam mendorong kembali bangkitnya pariwisata pascapandemi.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
"Kita perlu berkomunikasi, tukar pikiran, agar kita juga tahu apa kelebihan dan kekuatan desa masing-masing. Kita butuh networking, karena kita tidak bisa kerja sendiri dan maju sendirian," kata Florida dalam pernyataan, Selasa (22/11/2022).
Florida menggarisbawahi perlunya kolaborasi dalam setiap desa wisata, termasuk antara aparat desa dengan warga.
"Kepemimpinan kepala desa pengaruhnya sangat besar untuk keberlangsungan perkembangan desanya," kata Florida.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Pentingnya kolaborasi tersebut ditekankan Kemenparekraf saat menggelar pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata sekaligus di dua Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP) secara bersamaan pada 20-25 November 2022.
Pelatihan digelar bagi pelaku pariwisata desa wisata sekitar kawasan DPP Danau Toba, bertempat di Kabupaten Karo melibatkan peserta dari Kabupaten Samosir, dan Simalungun. Sementara untuk Kawasan DPP Bromo-Tengger-Semeru dilaksanakan di Pasuruan, dengan peserta yang berasal dari Kabupaten Pasuruan, Malang, Probolinggo, dan Lumajang.
Pelatihan Sadar Wisata 5.0 diperuntukkan bagi para pelaku pariwisata, meliputi tiga paket materi. Yakni paket A dan B yang telah terselenggara sebelumnya, serta paket C tentang Kewirausahaan Desa Wisata.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham mengatakan, melalui pelatihan paket C, peserta akan belajar menjadi wirausaha yang andal melalui empat materi pembelajaran.
"Manajemen SDM, pemasaran digital, digital keuangan, dan perencanaan bisnis adalah empat materi yang akan disampaikan," kata Martini.
Seusai menuntaskan pelatihan, peserta akan menyusun proposal program pengembangan pariwisata bagi desa masing-masing dalam mendapatkan pendampingan dari para master trainer. Pendampingan akan terselenggara secara daring maupun luring, berlangsung pada Januari hingga September 2023, dilanjutkan dengan tahapan penilaian pada Oktober, serta apresiasi pada November 2023.
Dengan terlaksananya pelatihan paket C di Kabupaten Karo dan Pasuruan, maka sudah tuntas rangkaian pelatihan bagi para pelaku pariwisata di enam lokus kegiatan, yakni Labuan Bajo, Lombok, Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, dan Wakatobi.
Berikutnya, dengan dipimpin local champion dari tiap desa, peserta diharuskan menyusun proposal pengembangan desa wisata masing-masing dan meneruskan seluruh tahap kampanye sadar wisata 5.0 yang akan berpuncak pada kegiatan apresiasi pada akhir 2023.[zbr]