DesaWisata.WahanaNews.co | Keindahan Kampung Yoboi yang berada di Danau Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, telah dikenal di Indonesia.
Yoboi mansyur dengan ciri khasnya, kampung wisata warna-warni. Hampir sepanjang kampung tersebut dicat dengan warna yang beragam.
Baca Juga:
Aktivis HAM Esra Mandosir Meninggal Dunia, LP3BH Manokwari Sebut Kematiannya Diduga Tidak Wajar
Yoboi tak hanya menyajikan kampung wisata buatan, tetapi juga ekowisata dengan adanya jembatan panjang untuk menikmati dusun sagu yang masih sangat alami. Pada 2021, Kampung Yoboi berhasil menjadi peringkat 4 desa wisata di Indonesia dari 1.831 desa wisata yang ada di Indonesia.
Pada 2022 Kampung Yoboi diikutkan dan harus bersaing dengan 3.419 desa wisata di Indonesia.
Pace Kreatif, Billy Tokoro mengatakan, pengunjung dapat menikmati sajian wisata alam meliputi hutan sagu dan pemandangan serta keindahan di Yoboi. Pengunjung juga dapat menikmati dermaga dan kampung berwarna-warni. Selain itu, ada pula kearifan lokal yang meliputi kebudayaan masyarakat Yoboi.
Baca Juga:
Langkah Pengamanan Menjelang Pilkada Serentak, Asistensi Operasi Damai Cartenz di Intan Jaya
“Wisata alam yang tracking sagu atau ekowisata dan dermaga warna-warni yang merupakan wisata buatan,” katanya, Minggu (3/4/2022).
Jembatan Tracking
Jalur Tracking Sagu di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura, Papua. Sumber: Kabar Papua.
Jembatan penghubung untuk tracking ke dusun sagu dibangun pada pertengahan 2021 oleh Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Pembangunan jembatan, menurut Billy, tidak terlepas upaya keras melakukan promosi hutan sagu melalui media sosial. Pace Kreatif kemudian mendorong kegiatan Festival Ulat Sagu yang berlangsung pada 2020 di Yoboi.
Namun, pada saat pengunjung hendak melihat proses pengambilan ulat sagu di hutan sagu, mereka mengalami kendala lantaran air danau naik. Sehingga Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup membantu membuat akses tracking ke hutan sagu.
“Sekalian memberikan edukasi bagi masyarakat dan pengunjung untuk mengenal jenis-jenis sagu yang ada di Yoboi dan bagaimana kehidupan kehidupan orang Sentani di dalam hutan sagu. Mereka bisa lihat dengan nyaman karena adanya jembatan,” tuturnya.
“Jembatan menuju ke hutan sagu ini dibangun dengan ukuran panjang 420 meter dan dilengkapi dengan 3 tempat persinggahan, sehingga warga bisa berjalan sepanjang jembatan sambil beristirahat sejenak untuk menikmati hutan sagu di Yoboi,” tambahnya.
Dikunjungi warga hingga pejabat
Kunjungan Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno ke Kampung Wisata Yoboi.
Kehadiran pengunjung dari Indonesia dan luar negeri di Yoboi, memberikan dampak positif.
“Pengunjung selalu ada, tetapi tergantung situasi. Namun, selalu ada pengunjung yang datang ke kampung wisata Yoboi,” ungkapnya.
Banyaknya pengunjung tak lepas dari pembuatan jembatan menuju ke hutan sagu yang dibangun sebelum PON ke XX 2020.
“Pada waktu PON hampir sekitar 70-80 persen atlet, ofisial sudah berkunjung ke Yoboi, guna menikmati keindahan alam yang ada di sekitarnya,” ucapnya.
Tak hanya para atlet dan ofisial yang berkunjung ke Yoboi, tetapi pejabat sekelas menteri, bupati juga telah menikmati keindahan Yoboi.
“Sebelum PON itu kan Bapak Menteri datang dan beberapa orang besar datang dan mengunjungi Yoboi, sehingga ini menjadi magnet waktu itu,” ujar Billy.
Di permukaan Danau Sentani
Kampung Pesisir Danau Sentani.
Dari semua kampung-kampung yang ada di pesisir Danau Sentani, Yoboi merupakan salah satu kampung yang unik dan berbeda dengan kampung-kampung lainnya.
Jika dilihat, Yoboi berada di atas permukaan air Danau Sentani. Hal ini berbeda dengan kampung-kampung lain di Danau Sentani yang berada di pulau dan pinggiran danau.
Hal ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Yoboi yang tak dimiliki oleh kampung-kampung lainnya.
“Iya, memang benar Yoboi berada di atas permukaan air danau. Tak heran kalau sekitar 99 persen orang hidup di atas air danau. Rumah di Yoboi semuanya para-para dan berada di atas Danau Sentani,” kata Billy.
Lebih lanjut, kata Billy, Yoboi berdekatan langsung dengan hutan sagu, sehingga jika ke Yoboi para pengunjung bisa menikmati pemandangan pohon sagu yang berjejer di sepanjang kampung.
“Warga yang datang berkunjung ke Yoboi akan berjalan di atas papan yang telah dibuat di atas air danau,” katanya.
Sumber kehidupan
Keindahan Danau Sentani. Sumber: PortoNews
Sumber kehidupan masyarakat Yoboi, menurut Billy adalah air dan sagu. Di mana mayarakat memanfaatkan Danau Sentani untuk mencari ikan dan menokok sagu sebagai salah satu makanan pokok. Meski demikian, masyarakat juga menjadikan beras sebagai makanan sehari-harinya di Yoboi.
“Biar kita yang pegawai negeri, para nelayan dan masyarakat biasa semuanya terikat adat-istiadat dengan sagu dan segala sesuatu berhubungan dengan sagu,” tuturnya.
Billy mengatakan, di Yoboi kehidupan masyarakatnya selalu berdekatan langsung dengan hutan sagu, sehingga segala sesuatu, terutama makanan pokok sehari-hari adalah sagu yang ada di sekitarnya.
“Sekitar 1600 hektar pohon sagu. Yang kami dorong ada tracking di wisata alam dengan melihat hutan sagu dan wisata buatan dengan dermaga dan kampung warna-warni,” katanya.
Masyarakat Yoboi sehari-hari mengantungkan hidupnya sebagai nelayan di Danau Sentani. Hasil dari mencari ikan mereka jual di pasar terdekat di Sentani dan juga sebagiannya dikonsumsi sehari-hari di dalam keluarga.
“Sagu dan ikan merupakan makanan sehari-hari bagi masyarakat di sekitar Danau Sentani, khususnya di Kampung Yoboi,” ungkap Billy.[zbr]