DesaWisata.WahanaNews.co | Direktorat Pengembangan Destinasi II, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali mengadakan bimbingan teknis pengelolaan Desa Wisata Liang Ndara.
Adapun Desa Wisata Liang Ndara tepatnya berada di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menyampaikan, Desa Liang Ndara sudah masuk sebagai desa wisata berkembang dan sedang menuju ke proses pengembangan menjadi maju dan mandiri.
Hal itu tentu beralasan, karena Liang Ndara memiliki begitu banyak kekuatan selain budaya dan kearifan lokalnya.
Baca Juga:
Ketum Bhayangkari Juliati Sigit Prabowo, Salurkan Bantuan Untuk Pengungsi Erupsi Lewotobi
Bagi Pencinta Alam, Gunung Mbeliling Adalah Daya Tarik Lain Liang Ndara.
"Desa itu memiliki hutan Mbeliling yang memiliki wisata minat khusus yaitu bird watching (pengamatan burung) karena begitu banyak burung endemik," ujar Shana dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5/22).
Ia pun mengajak kaula muda desa itu untuk turut mempromosikan desa wisata melalui media sosial.
"Teman-teman pengelola di desa bisa mengumpulkan anak muda untuk foto berbagai keunikan, kekhasan, dan aktivitas wisata di Liang Ndara dan beramai-ramai memposting hal tersebut ke media sosial," tutur Shana.
Daya Tarik Utama Desa Wisata Liang Ndara, Tari Caci.
Menurut dia, hal itu menjadi bentuk promosi karena saat ini sebelum berkunjung ke suatu destinasi wisata, orang-orang biasa mencari tahu terlebih dahulu.
Optimalkan lahan pertanian dan perkebunan di NTT Selain menonjolkan budaya dan kearifan lokal, lanjut dia, lini lain yang perlu ditingkatkan di Desa Liang Ndara adalah mengoptimalkan pertanian dan perkebunan.
Saat ini BPOLBF sedang menyusun integrated tourism master plan (ITMP) guna mendorong wisatawan ke Labuan Bajo bukan saja untuk berkunjung ke pulau-pulau, tetapi juga ke desa-desa wisata, sehingga bisa lebih banyak memiliki interaksi dengan masyarakat.
"65 persen wisatawan datang kembali itu karena interaksi, karena rindu dengan interaksi dengan masyarakatnya, rindu dengan ceritanya, dan rindu dengan pengalaman yang dia dapat," tutur Shana.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut menuturkan, fokus pengembangan desa wisata adalah atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A) dan rantai pasok menjadi salah satu unsur penting dalam pariwisata.
"Wisata juga tidak selalu identik dengan bisa Bahasa Inggris, tetapi juga dengan memberi pasokan yang mendukung pasokan kebutuhan para wisatawan," pungkas Pius.[zbr]