DesaWisata.WahanaNews.co | Konsep pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism terus digencarkan pemerintah dalam menarik minat turis untuk dapat berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali. Dinas Pariwisata (Dispar) Bali optimis sebanyak 238 desa wisata akan dilirik turis di tahun 2023.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun memprediksi di tahun 2023 mendatang, daya tarik desa wisata kian diminati wisatawan.
Baca Juga:
Diplot Jadi Ikon Wisata Unggulan Bali, Sanur Dipermak Habis
"Memang tren wisatawan ke depan adalah mencari sehat, aman, dan nyaman. Selain itu, trennya juga adalah bagaimana wisatawan bisa berlibur sambil berinteraksi dengan masyarakat lokal, sehingga desa wisata memiliki peluang sangat besar untuk itu," ucap Tjok ketika dikutip detik, Minggu (4/12/2022).
Terkait hal tersebut, pihaknya pun telah melakukan berbagai upaya dalam menyiapkan desa-desa wisata di Bali dalam menyambut para wisatawan. Menurutnya, mulai dari segi sumber daya manusia (SDM) hingga tata kelola desa wisata pun kian dibenahi.
"Tantangannya selama ini, tidak semua desa wisata memiliki SDM hingga tata kelola yang bagus, sehingga saya meminta mereka untuk bekerjasama dan berkolaborasi dengan Forkom Dewi hingga Asita. Itu yang kami dorong sehingga mereka bisa menyajikan kualitas Desa Wisata secara maksimal," ucapnya.
Baca Juga:
Digemari Wisatawan Asing, Lebih dari 4.000 WNA Gunakan Fasilitas VOA di Bali
Tjok menuturkan, berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, saat ini Bali tercatat memiliki 238 desa wisata. Rinciannya di Buleleng sebanyak 75, Tabanan 25, Badung 17, Gianyar 32, Klungkung 19, Bangli 31, Karangasem 26, Denpasar 6, Jembrana 7.
Desa wisata sendiri dibagi dalam kategori rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. Dengan rincian, desa wisata kategori rintisan di Bali ada 101, desa wisata kategori berkembang 107, desa wisata kategori maju 27, dan desa wisata kategori mandiri 3.
"Selama ini wisatawan dari Eropa yang paling banyak menyukai desa wisata karena mereka ingin melihat suasana pedesaan dan daerah tropis merupakan daerah yang memang mereka inginkan untuk kunjungi. Selain Eropa, ada juga Jepang, dan juga Amerika. Apalagi makin kesini makin banyak kunjungan pelajar dari Amerika ke desa-desa wisata di Bali," aku Tjok.
Dirinya pun berharap, dengan adanya peluang tersebut, masyarakat yang ada di desa-desa wisata di Bali dapat meningkatkan kualitas dirinya, khususnya dalam segi pelayanan. Mengingat, pelayanan merupakan kunci utama dalam dunia hospitality.
Dalam kesempatan tersebut, Tjok menuturkan, berdasarkan data sejak Januari hingga awal Desember 2022 tercatat telah ada 1,8 juta kunjungan wisatawan ke Bali. Sementara di awal Desember 2022 ini, rata-rata per harinya Bali dikunjungi 10 ribu wisatawan.[zbr]