Sonya asa-News.co | Di tengah-tengah keseharian yang penuh dengan kesibukan yang membabi buta, terkadang kita mengabaikan kesehatan mental yang sebenarnya tidak kalah penting dengan kesehatan fisik kita.
Kesehatan mental memang masih jarang menjadi pembicaraan di antara masyarakat Indonesia.
Baca Juga:
Prilly Latuconsina Angkat Isu Kesehatan Mental Lewat Film 'Bolehkah Sekali Saja Kumenangis'
Maka dari itu, banyak dari kita yang tidak sadar akan pertanda yang menunjukkan bahwa kesehatan mental kita mengalami penurunan.
Jika Anda merasa bahwa ada yang berbeda dengan suasana hati daripada biasanya, 10 tanda berikut ini dapat menunjukkan bahwa Anda membutuhkan bantuan untuk kesehatan mental:
1. Mengalami perasaan sedih atau depresi lebih dari 2 minggu
Baca Juga:
Waspadai Orang Manipulatif, Kenali Tanda dan Trik Manipulator di Sekitar Kita
Semua orang tentu mengalami kesedihan pada sewaktu-waktu. Namun, melansir Psych2go, sebagian besar perasaan sedih yang normal menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu.
The American Psychiatric Association menyatakan bahwa kesedihan intens yang tidak normal berlangsung hingga dua minggu dapat menjadi tanda depresi.
2. Perubahan suasana hati yang ekstrem dan tanpa sebab
Penelitian yang dilakukan National Center of Biotechnology Information and CVI bahwa orang yang cenderung mengalami emosi positif seperti kegembiraan atau cinta lebih sering daripada yang negatif.
Jika emosi seseorang berubah-ubah setiap hari, hal itu benar-benar normal.
Namun, The National Alliance for the Mentally Illness (NAMI) memperingatkan perubahan suasana hati yang dramatis dan menyebabkan, terutama perubahan besar dalam perilaku dan energi, bisa menjadi tanda gangguan bipolar.
3. Kekhawatiran dan kecemasan menjadi tidak terkendali
Pernahkah Anda merasa khawatir, tetapi tidak bisa membuat perasaan itu berhenti? Menurut the National Institute for Mental Health, rasa khawatir tidak terkendali merupakan tanda dari gangguan kecemasan.
Tanda-tanda lain dari gangguan kecemasan (anxiety disorder) termasuk; mengalami kesulitan untuk merasa santai, insomnia, pikiran kalut, sakit dan nyeri yang tidak dapat dijelaskan, atau mudah tersinggung.
4. Mulai menarik diri dari orang lain atau mengasingkan diri
Meluangkan waktu dengan diri sendiri dapat membantu kesehatan mental dan fisik Anda.
Namun, jika Anda terus-menerus membuat alasan untuk menghindari interaksi sosial, apakah yang akan terjadi? Ahli kesehatan mental, Raymond Starr junior dan Howard Dubowitz, mengatakan bahwa menghindari orang atau peristiwa yang biasa dinikmati dapat menjadi tanda penyakit mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan psikotik.
5. Mungkin menyadari Anda mengalami halusinasi atau delusi
The National Alliance on Mental Illness (NAMI) melaporkan hingga 100.000 orang di Amerika Serikat mengalami psikosis setiap tahun.
NAMI turut menyatakan tiga dari setiap 100 orang akan mengalami episode psikotik sebagai gejala fisik atau penyakit mental seperti skizofrenia atau gangguan skizoafektif dalam hidup mereka.
6. Semakin kesulitan menghadapi situasi kehidupan normal
The Australian Department of Health menyatakan keadaan sulit yang tidak dapat dilewati, yang mengganggu kemampuan Anda berfungsi selama lebih dari dua minggu hingga dua bulan, mungkin merupakan tanda depresi atau kecemasan.
7. Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
Fakultas Kedokteran Universitas Harvard percaya bahwa 10 hingga 18 persen dari populasi umum memiliki masalah tidur.
Namun mereka mengatakan, tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit dua hingga tiga kali lebih umum pada orang yang menderita penyakit mental.
8. Mulai menyalahgunakan obat-obatan atau alkohol
Melansir MentalHealth.gov, satu dari empat atau 25 persen orang yang memiliki gejala penyakit mental menggunakan alkohol atau obat-obatan untuk mengobati sendiri hal-hal seperti kemarahan, kecemasan, atau mania.
9. Mengalami ledakan kemarahan yang ekstrem
Jika Anda pernah merasakan ledakan amarah yang hampir mustahil untuk dikendalikan, itu mungkin merupakan peringatan akan tingkat stres, kesedihan yang belum terselesaikan, atau kecemasan Anda.
Berdasarkan Healthline, ledakan kemarahan yang ekstrem juga bisa menjadi tanda adanya trauma yang belum terselesaikan, gangguan bipolar, penyalahgunaan alkohol, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan eksplosif intermiten, atau depresi.
10. Mulai berpikir untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri
Mental Health Foundation menyatakan bahwa setidaknya 10 persen orang di bawah 30 tahun pernah berpikir tentang melukai diri sendiri atau bunuh diri.
Ada berbagai alasan mengapa orang ingin melukai diri sendiri atau bunuh diri.
Alasan tersebut seperti pelecehan atau penelantaran di rumah, rasa kehilangan yang berat, trauma, atau malapetaka yang tidak dapat dikendalikan atau dihindari.
Jika Anda merasa mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas ini, Anda tidak sendirian.
Mengalami gejala-gejala ini tidak mengatakan bahwa Anda adalah orang yang buruk.
Namun, penting bagi Anda untuk tetap menjaga diri sendiri meskipun itu artinya menjangkau bantuan dari ahli kesehatan mental.
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak situs web:
Gerakan "Into The Light"
Facebook: IntoTheLightID
Twitter: @IntoTheLightID
Email: [email protected]
Web: intothelightid.wordpress.com
www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/
Save yourself
Facebook: Save Yourselves
Instagram: @saveyourselves.id
Line: @vol7047h
Web: saveyourselves.org.[ss]