Forjasida.id | Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kementerian Agama (Kemenag) Akhmad Fauzin menyebut, planetarium UIN (Universitas Islam Negeri) Walisongo merupakan planetarium universitas terbesar ketiga di dunia. Diketahui, diameter planetariumnya mencapai 18 meter (m).
"Planetarium UIN Walisongo ini juga menjadi planetarium universitas terbesar peringkat 3 di dunia dengan diameter mencapai 18 m," ujar Fauzin dilansir detikcom.
Baca Juga:
Pembangunan Asrama Haji Transit di Tarakan Rampung
Tidak hanya itu, planetarium dan observatorium yang digunakan untuk mengamati hilal untuk penentuan awal Ramadan maupun Idul Fitri ini bahkan disebut sebagai planetarium PTKIN atau Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri pertama di Indonesia. Gelar demi gelar yang disabet planetarium ini ternyata diiringi dengan kecanggihan teknologinya pula.
Fauzi menjelaskan, planetarium UIN Walisongo memiliki beberapa fasilitas teknologi digital terbaik atau digistar 6. Selain itu, planetarium UIN Walisongo juga menjadi planetarium universitas terbesar ketiga di dunia.
Planetarium ini memiliki diameter yang mencapai 18 meter. Gedung planetarium juga dilengkapi dengan digital projector dengan kualitas 4K dan screen dome memakai teknologi nano same.
Baca Juga:
Dinkes Kendari Siapkan Lima Puskesmas untuk Pemeriksaan Kesehatan Calon Jamaah Haji 2025
"Kualitas Sound surround juga sudah 4.0 dolby surround dengan kapasitas kursi penonton mencapai 190 orang," ujar Fauzin
Fauzin menerangkan gedung planetarium tersebut juga menggabungkan fungsi observatorium dan planetarium.
Adapun, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menyampaikan apresiasi saat mengunjungi planetarium UIN Walisongo pada bulan September 2021 lalu. "Ini luar biasa. Saya kagum begitu masuk ruangan ini. Apalagi setelah menonton beberapa tayangan edukasi," ujar Yaqut.
Menag Yaqut juga mendukung penyempurnaan gedung Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo ini sebagai tempat edukasi yang berpotensi sebagai destinasi wisata juga. Ia meminta agar persiapan gedung tersebut tidak dilakukan secara terburu-buru dan teliti.
Lebih lanjut, Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufiq juga menyebut jika gedung Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo merupakan satu-satunya planetarium di dunia pendidikan dan terbesar di PTKIN.
Fungsi Planetarium dan Observatorium
Planetarium dan observatorium memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi edukasi dan fungsi peraga untuk menunjukkan pergerakan benda-benda langit dalam satu simulasi.
Adapun, keilmuan Islam yang mengkaji mengenai hilal adalah Ilmu Falak dan juga memanfaatkan planetarium.
Ilmu Falak sendiri berfokus pada kajian untuk penentuan waktu ibadah-ibadah lainnya. Ilmu Falak merupakan sains untuk menentukan posisi secara tepat dan menentukan posisi benda-benda langit dengan dengan bantuan dari planetarium salah satunya planetarium UIN Walisongo. [JP]