Forjasida.id | Pupuk batu bara milik PT Bursatani Global Niaga resmi diekspor ke Amerika Serikat (AS) sebanyak 15 ton. Ekspor dilakukan setelah pupuk batu bara tersebut diujicobakan di berbagai tanaman di AS membuahkan hasil positif.
Pupuk batu bara ini merupakan karya dari R. Umar Hasan Saputra yang juga sebagai Direktur Utama PT Bursatani Global Niaga dan Komisaris PT Putra Global Harvest.
Baca Juga:
Kabar Baik, Hilirisasi Mulai Berdampak Positif pada Neraca Perdagangan RI
Khusus untuk kepentingan pengembangan IPTEK, riset ilmiah secara mendalam pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University.
Dengan ekspor ini, pupuk batubara telah masuk ke pasar industri pertanian Amerika Serikat. Berbeda dengan di Indonesia yang memiliki merek dagang Futura, merek dagang pupuk ini di Amerika Serikat adalah Glogens Carbontilizer.
"Jika hasil produksi pertaniannya sama dengan pupuk yang biasa, Kami akan tetap menggunakan pupuk batubara karena kesuburan lahan kebun telah menjadi lebih baik. Dengan demikian kami sudah berbuat sesuatu untuk memperbaiki bumi ini," kata Anggota Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Ade R Dermawan, melansir detikcom Rabu (9/2/2022).
Baca Juga:
KPK Akan Panggil Sejumlah Pejabat Bea Cukai Terkait LHKPN
Hasil uji coba penggunaan pupuk batubara yang telah dilakukan Ade cukup mengejutkan. Ternyata terjadi rata-rata kenaikan produksi tandan buah sawit (TBS) sebesar 27 persen.
"Kenaikan produksi atau peningkatan kualitas hasil panen adalah bonus. Ini pasti akan terjadi di semua komoditi, karena yang kita lakukan adalah menyediakan unsur hara yang sangat lengkap untuk tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah," kata Saputra.
Ketua Umum Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) sekaligus mitra pembangunan pabrik pupuk batu bara yang pertama, di Sukabumi Ayep Zaki, mengatakan ekspor ke Amerika ini merupakan tonggak sejarah, karena pupuk batubara hasil karya anak bangsa telah diakui dunia, dan digunakan di salah satu negara yang menjadi pusat pertanian dunia.
"Amerika saja sudah menggunakan, Indonesia akan menyusul," ujarnya.
Selain di Sukabumi, pabrik lain yang saat ini telah berdiri berlokasi di Klaten dan bermitra dengan PT Casagro Futura Pratama. [JP]