Forjasida.id | Bendungan Meninting yang berada di antara Desa Bukit Tinggi Kecamatan Gunung Sari dan Desa Dasan Geria Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, baru dimulai pengerjaannya tahun 2019. Hingga November 2021, progres keseluruhan pembangunan Bendungan Meninting sebesar 19,61%.
Pembangunan bendungan ini termasuk dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan air, khususnya di Kawasan Timur Indonesia terutama di NTB.
Baca Juga:
Tingkatkan Daya Saing, Kementerian PU Gelar Konstruksi Indonesia 2024 di ICE BSD
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sabtu (13/11/2021), mengatakan, kehadiran Bendungan Meninting berpotensi memberikan manfaat untuk mengairi daerah irigasi seluas 1.559,29 haktare (ha).
Selain itu, memenuhi kebutuhan air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara sebesar 150 liter/detik khusunya di wilayah Senggigi, menyediakan energi listrik sebesar 2 x 0.4 MW, dan juga sebagai destinasi wisata baru yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Di sela kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Basuki Hadimuljono meninjau progres pembangunan Bendungan Meninting.
Baca Juga:
Konstruksi Indonesia 2024, Menteri Dody Tekankan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Basuki berpesan, agar dalam pembangunan bendungan, khususnya Meninting selalu memperhatikan kualitas yang terbaik, sebab menurutnya pembangunan bendungan memiliki risiko tinggi.
"Pastikan agar Bendungan Meninting dapat diselesaikan dengan kualitas yang lebih baik. Jangan sampai pembangunan bendungan yang banyak di seluruh Indonesia menjadi pekerjaan yang rutin, karena kondisi geologi masing-masing pembangunan bendungan berbeda," kata Basuki mengutip wahananews.co.
Dalam peninjauan tersebut, Basuki juga berbicara khusus dengan para tenaga muda yang bekerja di Bendungan Meninting dan berpesan agar para tenaga muda memanfaatkan pembangunan bendungan ini sebaik-baiknya untuk pengalaman terjun ke lapangan.
"Lihat dan pelajari, supaya saudara sekalian betul-betul menjadi ahli bendungan. Tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman lapangan seperti ini, termasuk tenaga dari kontraktor dan konsultan," pesan Basuki.
Untuk itu, Basuki meminta para tenaga muda tidak segan-segan bertanya dan berdiskusi kepada para senior di lapangan. "Kuasai betul teknisnya karena tenaga spesialis ke depannya pasti akan dicari orang. Di pembangunan bendungan ini banyak ilmu spesialis yang bisa dipelajari, seperti geologi, dan pengairan," ujarnya.
Pembangunan bendungan berkapasitas tampung 12 juta m3 ini dikerjakan dalam 2 paket dengan kebutuhan biaya sebesar Rp 875,25 miliar untuk paket 1 dan Rp 481,33 miliar untuk paket 2.
Paket pertama mulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama, dan pekerjaan pendukung lainnya dikerjakan oleh kontraktor PT Hutama Karya- PT Bahagia Bangunnusa, KSO.
Sedangkan untuk paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, dan bangunan fasilitas yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya-PT Sac Nusantara, KSO. (JP)