Forjasida.id | PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan target produksi menjadi 180 ribu BOPD pada tahun depan. Sebelumnya, PHR berhasil mencatat capaian rata-rata produksi 162 ribu barrel oil per day (BOPD) hingga November 2021,
Direktur Utama PHR, Jaffee Arizon Suardin mengatakan proses alih kelola berjalan baik. Ia pun mengungkap pihaknya gencar melakukan pengeboran yang didukung dengan 17 rig yang beroperasi saat ini.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
"Mimpi kami pada 2024 mengejar produksi 270 ribu BOPD. Pada 2025, kami kejar 300 ribu BOPD," ujar Jaffee dalam keterangan tertulis, seperti dilansir detikcom Kamis (23/12/2021).
Dalam diskusi dengan media di gedung IODSC PHR, Minas, Riau, pada Selasa (21/12), Jaffee menjelaskan PHR terus melanjutkan pengeboran secara masif untuk mendukung target produksi 300 ribu BOPD. Menurutnya, pada 2022 nanti PHR menargetkan pengeboran 400-500 sumur dengan menambah tiga rig, sehingga total akan ada 20 rig.
"Untuk mencapai 300 ribu BOPD tidak hanya mengebor sumur baru, namun semua ekosistemnya harus disiapkan dan ini butuh investasi yang besar," ungkap Jaffee.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Sebagaimana diketahui, PHR yang didirikan pada 20 Desember 2018 mulai mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada 9 Agustus 2021. Selain WK Rokan, sebagai induk perusahaan Regional 1 Sumatera, PHR juga mengelola seluruh aset produksi Pertamina di Sumatera. Saat ini, Regional 1 Sumatera berkontribusi 35% dari total produksi migas Pertamina melalui Subholding Upstream.
Jaffee mengatakan, pihaknya tak hanya siap mendukung Pertamina menjadi perusahaan energi global dengan aset US$100 miliar, akan tetapi juga ingin menjadi perusahaan migas global. Untuk mendukung cita-cita tersebut, kata Jaffee, PHR mempunyai tagline 'SUMATERA' atau SUstainable, MAsif, To grow, Efficient, Resilient dan Agressive.
"Jadi kami tidak hanya menahan decline, tapi juga meningkatkan produksi. Karena Rokan kalau tanpa ada usaha apapun, penurunannya bisa 26%. Selain itu untuk menopang pertumbuhan kami juga memberi peluang bagi anak bangsa dan putera daerah untuk berkarya di PHR," terangnya.