Forjasida.id | Wakil Presiden (Wapres) Zimbabwe Constantino Chiwenga tiba di Bandung untuk melakukan kunjungan kerja di PT Len Industri (Persero), Jumat (20/05).
Kunjungan pemerintah Zimbabwe ke Len ini bermaksud menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang infrastruktur khususnya revitalisasi persinyalan kereta dengan anak perusahaan Len yaitu PT Len Railway Systems (LRS).
Baca Juga:
Penjualan Moncer, 5 Senjata Mematikan Buatan RI Diserbu Militer Asing
Wapres Chiwenga dalam sambutannya mengatakan, "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa otoritas terkait sedang mempertimbangkan penawaran Anda.
Proyek revitalisasi perkeretaapian penting untuk kebangkitan ekonomi kami. Kami menginginkan sistem perkeretaapian yang kuat dan efisien untuk memfasilitasi pergerakan ekspor dan impor kami ke dan dari pantai karena kami adalah negara yang terkurung daratan."
"Kami terkesan dengan kapasitas Len dalam sistem persinyalan kereta, elektronika pertahanan, ICT serta sistem navigasi. Kami juga memahami bahwa Len memiliki banyak pengalaman dan sertifikasi standar internasional yang dapat kami manfaatkan."
Baca Juga:
Jokowi Apresiasi Perkembangan Cepat PT Pindad
"Kami melihat proyek-proyek dan kapasitas manufaktur Len, dan kami terkesan. Kami berharap perusahaan akan menindaklanjuti kunjungan Anda ke Zimbabwe (pada 2019) dengan proposal proyek dan kunjungan kedua untuk mengkonkretkan kerjasama."
Direktur Bisnis & Kerjasama PT Len Industri, Wahyu Sofiadi dalam sambutannya menyampaikan, “Semoga bisa menjadi kerjasama yang baik untuk semua dan juga menguatkan semangat dan kerjasama kita sebagai Solidaritas Asia-Afrika (Asian-African Solidarity).”
“Zimbabwe memiliki posisi strategis di sektor perkeretaapian karena dilalui sebagai jalur negara-negara sekitarnya. Dan untuk sektor energi terbarukan, Zimbabwe merupakan daerah dengan intensitas paparan sinar matahari yang tinggi. Keduanya cocok untuk pengembangan teknologi perkeretaapian dan pembangkit listrik tenaga surya,” jelas Wahyu.
Kemudian, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT LRS Agung Suryantoro dalam presentasinya menjelaskan portofolio LRS, “Kami telah membangun sistem persinyalan di 250 lebih stasiun dan 2.550 km jalur kereta di Indonesia selama lebih dari 15 tahun, dan semuanya dengan tepat waktu.”
Ia menjelaskan LRS sebagai railway total solution selama ini mensuplai produk teknologi seperti simulator kereta, sistem persinyalan, telkomunikasi, SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), dan power and substasion untuk sistem perkeretaapian, baik pengadaan baru maupun revitalisasi atau modernisasi sistem perkeretaapian.
Di level internasional, LRS juga telah mengekspor ke Filipina, Bangladesh, Thailand dan Malaysia. Terbaru, pada 19 Mei kemarin, LRS mendapatkan kontrak senilai 585 juta peso atau sekitar Rp170 miliar untuk sistem persinyalan kereta di sepanjang 28 km Jalur Tutuban-Alabang, Filipina. Ini adalah kepercayaan luar biasa dari negara-negara berkembang.
Sedangkan Direktur Pemasaran & Pengembangan Bisnis PT Surya Energi Indotama (SEI) I Made Sandika dalam presentasinya menjelaskan bagaimana perusahaannya menyediakan servis, produk dan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa sistem power tower BTS (Base Transceiver Station), Off Grid & On Grid PV System, Hybrid PV System dan lainnya.
Dalam hal ini, SEI sejak 2019 telah mulai menginisiasi kolaborasi dengan Zimbabwe Power Company (ZPC), Zimbabwe Energy Regulatory Authority (ZERA), maupun Rural Electrification Fund (REF) untuk menyediakan PLTS di Zimbabwe. Sedangkan LRS siap berpartner dengan National Railways of Zimbabwe (NRZ).
Wapres Chiwenga dalam kunjungan ini didampingi oleh Duta Besar RI untuk Zimbabwe Dewa Made, J. Sastrawan; Menteri Pertanahan, Agrikultur, Perikanan, Perairan dan Daerah Tertinggal Zimbabwe, A. Jongwe Masuka; Duta Besar Zimbabwe untuk Indonesia Sophia Nyamudeza; Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio Len, Linus Andor M.S.; Direktur Utama PT SEI, Bambang Iswanto.
Melengkapi kunjungan kerja, rombongan tamu delegasi kemudian meninjau langsung fasilitas produksi di PT Len industri. Yaitu fasilitas produksi elektronik sistem persinyalan kereta api dan fasilitas produksi modul surya yang memiliki kapasitas produksi 71 MWp/tahun. [JP]