Forjasida.id | Pengusaha Hashim Djojohadikusumo berencana investasi biofuel atau bahan bakar nabati (BBN) di lokasi ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Dalam pelaksanaannya, pemilik Arsari Group itu mau menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat (AS), LanzaTech.
"Perusahaan LanzaTech, perusahaan yang sangat terkenal, pemegang sahamnya adalah perusahaan-perusahaan raksasa," kata Hashim dalam konferensi pers virtual seperti dilansir detikcom, Selasa (8/2/2022).
Baca Juga:
Nikson Silalahi di Podcast Narwastu: Bicara Keteladanan Prabowo dan Keluarga untuk Bangsa
Hashim menunjuk LanzaTech untuk menjadi penyedia teknologi. Nantinya Arsari Group bertindak sebagai klien yang memberikan mandat kepada LanzaTech untuk merancang bahan biorefinery-nya.
Biorefinery merupakan bidang terbarukan yang mengubah bahan baku (misalnya tanaman, limbah kehutanan, dan proses-proses lain dengan produk dan limbah) ke biomaterial yang berguna, biokimia dan bahan bakar bio dalam satu fasilitas terpadu.
"Nanti mereka akan saya berikan mandat untuk merancang biorefinery-nya, dan biorefinery-nya saya sudah hitung, tergantung beberapa parameternya, bisa sampai US$ 200 juta hingga US$ 250 juta bahkan kalau kita perluas lagi, bisa sampai US$ 350 juta," jelas Hashim.
Baca Juga:
Gerindra Sebut Ada 4 Lulusan SMA Taruna Nusantara Jadi Menteri Prabowo
Nantinya hasil dari biofuel itu diekspor ke luar negeri. "Biofuel itu biorefinery, bahan baku minyak dari sisa hutan yang kita miliki, yang tidak punya nilai sama sekali kita manfaatkan, kita olah jadi biofuel untuk kita ekspor ke luar negeri," bebernya.
Guna tambahan dana untuk memenuhi proyek tersebut, Hashim juga membuka peluang mencari pendanaan lewat pasar modal seperti yang sudah dilakukan sebelum-sebelumnya.
"Kita sudah bicara dengan IDX, kami sudah ketemu dengan Pak Inarno (Direktur Utama Bursa Efek Indonesia) dan kami sudah sampaikan rencana untuk biofuel, mereka sambut dengan baik," tandasnya. [JP]